Disrupsi dan keberlanjutan adalah dua kutup yang selalu menjadi alasan mendasar bagi organisasi dan bisnis untuk terus bertransformasi. Disrupsi atau perubahan yang cepat yang berimplikasi pada perubahan peradapan manusia menjadi tema yang selalu menarik untuk didiskusikan. Perubahan adalah sebuah keniscayaan, perubahan tidak bisa dihalangi atau dihambat, tetapi perubahan harus dihadapi atau bahkan perubahan sengaja direncanakan. Dalam era dunia yang terus berubah, maka pertanyaan mendasar muncul mengenai bagaimana organisasi harus beradaptasi agar tetap eksis, mampu bertahan, tumbuh dan berkembang dan bahkan menjadi unggul.

Seiring dengan perubahan yang terus terjadi, maka terjadi pula evolusi strategi organisasi dan bisnis agar bisa tetap eksis, jika semula organisasi berkompetisi atas dasar kepemimpinan produk dan pasar telah bergeser kompetisi atas dasar sumberdaya dan kompetensi, atau bahkan berkompetisi atas dasar talenta dan Impian. Bagaimana organisasi dan bisnis merespon arus perubahan dan pergeseran mindset tersebut diperlukan suatu kapabilitas yang  dapat memungkinkan organisasi memiliki flexibilitas untuk cepat beradaptasi dan berinovasi atau kecerdasan kolektif. Kecerdasan kolektif adalah kemampuan berfikir dan bertindak visioner, aspiratif dan etis yang dilandasi oleh nilai nilai kebersamaan dan keharmonisan. Padangan yang visioner melihat jauh kedepan, antisipatif terhadap arus perubahan, aspiratif sehingga memahami kebutuhan Masyarakat, dan etis sehingga tidak merugikan kepentingan seluruh stakeholder atau menjadi jaminan pertaruhan dari seluruh stakeholder dalam organisasi. Singkatnya organisasi dan bisnis harus mampu bertransformasi untuk dapat tetap eksis, tumbuh dan berkembang, serta mewujudkan kinerja berkelanjutan.