Shop

KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN MELALUI TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS KOMODITAS LOKAL

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Pemenuhan kecukupan pangan bagi seluruh rakyat merupakan kewajiban baik secara moral, sosial, maupun hukum. Selain itu, pemenuhan kecukupan pangan merupakan investasi pembentukan sumber daya manusia yang lebih baik dan prasyarat bagi pemenuhan hak-hak dasar lainnya seperti indikator, pekerjaan dan lainnya. Indonesia sebagai negara besar harus dapat membangun ketahanan pangan (Aisyah, 2020)

Category:

Description

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki prospek pangan fungsional berbasis komoditas lokal unggulan untuk diolah agar memenuhi gizi masyarakat. Menurut Badan Ketahanan Pangan Pusat, Indonesia memiliki 77 jenis bahan pangan lokal sumber karbohidrat seperti serealia/biji-bijian (beras, jagung, sorghum dll), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar, ganyong, porang, dan talas dll), batang (sagu) dan buah-buahan tertentu seperti pisang dan sukun sebagai unsur gizi untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi, berkembang, dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu. Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku lokal, teknologi lokal, dan pengetahuan lokal pula. Di samping itu, produk pangan lokal biasanya dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen lokal pula, sehingga produk pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya lokal setempat (Haryadi, 2010). Menurut Umanailo (2018) pangan lokal mempunyai keunggulan dari segi kualitas, kuantitas, dan berfungsi untuk kelestarian biodiversity dan kelestarian ecosystem, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, dan sedikit ketergantungan terhadap penggunaan pestisida, herbisida, fungisida, pupuk kimia, tambahan gula, dan tidak perlu zat pewarna dan zat pengawet. Selain itu kelebihan lainnya karena mengandung komponen fungsional misalnya serat pangan, pati resisten, inulin, fruktooligosakarida (FOS), antioksidan, PUFA, probiotik, prebiotik dan simbiotik serta efeknya terhadap kesehatan. Disisi lain kelemahan pangan lokal diantaranya sulit bersaing dengan pangan lain karena harganya mahal, jaminan pasar belum tersedia, daya terima konsumen rendah, ketersediaan terbatas, dan pengolahan belum maksimal dan terstandarisasi

Additional information

Penulis

Prof. Dr. Ir.Haslina, M.Si

Penerbit

USM Press

Tahun Terbit

2022

ISBN

Masih dalam proses

Halaman

65